Bupati Iskandar Hadiri Diskusi Budaya Hari Jadi Bolaang Uki

Caption: Bupati Iskandar dalam Diskusi Budaya.

CahayaSiangNews, Bolsel – Bupati Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Iskandar Kamaru, S.Pt,M.Si menghadiri undangan Diskusi Budaya bertemakan “Kapan HUT Bolaang Uki?”. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Panitia Molibagu Ramadhan Fest dan Grup ASN Bolaang Uki, bertempat di Alun-alun Molibagu, Kamis (21/03/2024).

Bupati Iskandar menegaskan, kerisauannya tentang Hari Jadi Bolaang Uki yang tidak pernah dilaksanakan, Padahal Bolaang Uki merupakan salah satu eks swapraja di Bolaang Mongondow Raya yang telah terbukti eksistensinya dan melahirkan Kecamatan Bolaang Uki dan Kabupaten Bolsel.

Penetapan hari jadi merupakan hal yang penting sebagai upaya pelestarian Sejarah dan pengingat bagi generasi yang akan datang, serta menumbuhkan nilai historis.

Kegiatan ini digagas oleh Bupati Bolsel Iskandar Kamaru S.Pt, M.Si  pada pembukaan Molibagu Ramadhan Fest awal puasa lalu.

“Bolaang Uki merupakan Eks swapraja, sehingga saya merasa peringatan hari jadinya patut diperingati, tapi melalui kajian historis dan disepakati oleh Tokoh masyarakat,” tutur Iskandar yang juga inisiator acara diskusi.

“Nanti dibuat saja Tim Sebelas yang akan bertugas merumuskan dan menetapkan hari jadi Bolaang Uki, tim ini terdiri dari Sejarawan, Pemerintah,Masyarakat dan generasi Muda,” tutupnya.

Dalam acara yang dimoderatori oleh Wahyudin Kadullah ini juga menghadirkan Sejarawan Murdiono Mokoginta,M.Hum.

Ia menjelaskan bahwa penetapan hari jadi Bolaang Uki harus disepakati oleh masyarakat Bolaang Uki itu sendiri, ia sebagai sejarawan hanya mampu memberikan legitimasi melalui kajian historis dan tentunya lewat bukti dokumen pendukung.

“Saya sebagai sejarawan punya pandangan yang bisa dilihat dari dokumen-dokumen pendukung sebagai legitimasi bagi masyarakat Bolaang Uki untuk menetapkan kapan hari jadinya, tapi penetapan sepenuhnya hak masyarakat Bolaang Uki melalui musyawarah nantinya,” jelasnya.

Acara ini diawali dengan  Bagi-bagi takjil, kemudian buka puasa bersama, kemudian pemberian santunan secara simbolis kepada anak yatim, dan ditutup dengan diskusi budaya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *